MIK'ers

MIK'ers
Mempertanggung-jawabkan Iman Katolik
MIK'ERS Mempertanggung-Jawabkan Iman Katolik~~MIK TEAM~~ Susunan Pengurus GROUP MIK PELINDUNG MIK-ERS : ST. ANDREAS (30 November) MOTTO : Venite post me, faciam vos fieri piscatores hominum. (Datang dan ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia) 1. Pembimbing : RD. Inno Ngutra...--2. Narasumber : Semua Romo yg sudah menjadi member GROUP MIK...--3. Bpk. Penasehat : Bpk. Bernard Titus...--4. Ibu Penasehat : Ibu Lani Hardjono...--5. Ketua Umum : Bpk. Francis Tangkumahat...--6. Ketua Pelaksana : Lambert Resilay..--7. Wkl Ketua : Benny Teniwut...--8. Sekretaris/Notulen : Sdri. Fafay Filly Liandri V Waworundeng...--Koordinator Wilayah:1. Jakarta : Bpk. Sam Semmy Sirken...--2. Cikarang : Sdr. Agustinus Takndare...--3. Cirebon : Bpk. Peter Tan...--4. Bekasi : Ana Maria Primy...--5. Batam : Sdr. Filland Kiki..--6. Malang : Sdr. Fox Stevanus...--10. Bitung : Bpk. Sisco Sigarlaki..--11. Tondano : Sdri. Tiara Finsensia Liwe...--12. Ambon : Dkn. Yoppy Sorlury dkk...--13. Ternate : Rm. Patrik Angwarmase, Rm. Sukrisno...--14. Kei : Sdr. Dimas Singray Remetwa...--15. Tanimbar : Sdr. Jake Lalamafu, Bpk. Zakarias Lamere

Senin, 24 Oktober 2011

22 Oktober; Yang terberkati Paus Yohanes Paulus II



Yohanes Paulus II Jadi "Beato"

Vatican City, Minggu - Paus Benediktus XVI, Minggu, membeatifikasi Paus Yohanes Paulus II di hadapan lebih dari sejuta umat di Lapangan Santo Petrus di Vatican City, yang membuat almarhum Paus itu selangkah lebih dekat untuk mendapat status orang suci bagi orang Katolik.

Umat di Roma dan kota-kota di seluruh dunia bersorak gembira, meneteskan air mata, dan bertepuk tangan saat Paus Benediktus XVI selesai menyatakan, ”Mulai sekarang Paus Yohanes Paulus II disebut beato, ’yang terberkati’,” dan sebuah banner dengan gambar wajah Paus asal Polandia itu dibuka di bagian muka Basilika Santo Petrus.

”Dia memberikan kembali pada Kristianitas wajah aslinya sebagai sebuah agama harapan,” kata Benediktus XVI dalam khotbahnya, merujuk pada peran menentukan Yohanes Paulus II dalam membantu meruntuhkan komunisme.
Beatifikasi adalah langkah pertama di jalur menuju kemungkinan menjadi santo/santa (orang suci), salah satu penghargaan tertinggi Gereja Katolik.

Sebanyak 86 delegasi resmi juga hadir dalam upacara itu dan para peziarah melambai-lambaikan bendera dari seluruh dunia di lapangan yang bermandikan sinar matahari itu.

Paus menyatakan tanggal 22 Oktober sebagai hari peringatan Yohanes Paulus II.

Biarawati Marie Simon-Pierre Normand, biarawati Perancis berusia 50 tahun yang menyatakan kesembuhannya dari penyakit parkinson sebagai mukjizat melalui perantaraan almarhum Paus itu, terlihat tersenyum dan bertepuk tangan pada upacara yang emosional itu.

Kesembuhan Normand telah diakui sebagai mukjizat yang memberikan alasan beatifikasi Yohanes Paulus II setelah bertahun-tahun penyelidikan oleh Vatikan. Sebuah mukjizat kedua yang terbukti kini diperlukan agar Yohanes Paulus II diangkat menjadi santo dan Vatikan telah memeriksa ratusan mukjizat yang dilaporkan.

Lapangan Santo Petrus penuh sesak dan umat memadati sampai sejauh Sungai Tiber, lebih dari setengah kilometer dari lapangan itu. Ini adalah kumpulan massa terbesar di Roma sejak pemakamannya enam tahun lalu, yang dihadiri 4 juta orang. Para peziarah bergerak menuju kawasan Vatikan dari segala penjuru mulai sebelum fajar untuk mendapatkan tempat yang baik.

Polisi memperkirakan, massa di kawasan Vatikan sekitar 1,5 juta orang. Banyak dari mereka bermalam di lapangan itu, yang berhiaskan poster-poster almarhum Paus itu dan salah satu perkataannya yang paling terkenal, ”Janganlah takut!”

Banyak dari umat adalah peziarah dari Polandia, negara asal Yohanes Paulus II. Puluhan bendera putih-merah Polandia tampak di atas massa.

Sejumlah 86 delegasi resmi seluruh dunia, termasuk anggota lima keluarga kerajaan Eropa dan 16 kepala negara, menghadiri beatifikasi itu. Delegasi resmi itu termasuk Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, yang gencar dikritik atas pelanggaran HAM di negaranya. Mugabe dilarang bepergian ke Uni Eropa, tetapi Vatikan bukan anggota Uni Eropa.

Para ahli mengatakan, beatifikasi itu bisa membantu Vatikan membersihkan citra yang ternoda oleh berbagai skandal rohaniwan paedofil. Namun, ada juga yang mengkritik dipercepatnya prosedur yang biasanya makan waktu puluhan hingga ratusan tahun itu.

Masa kepausannya dari tahun 1978 sampai 2005 membantu menginspirasi gerakan religius awam dan kelompok muda.

Peti jenazah Paus Yohanes Paulus II digali kembali dari makam di bawah Basilika Santo Petrus dan ditempatkan di depan altar utama. Peti jenazah itu akan berada di sana dan basilika itu akan tetap dibuka sampai semua pengunjung, yang ingin melihatnya, telah melihatnya. Peti itu kemudian akan dipindahkan ke tempat baru di bawah sebuah altar di kapel sisi dekat patung Pieta.

Rabu, 07 September 2011

Orang Kudus hari ini, 8 September; Hari Ulang Tahun Santa Perawan Maria:

 "Iman bukan hanya soal saya mengerti segala segala sesuatu tapi masalah kepasrahan terhadap apa yang otak kita sendiri tidak mampu mengerti tentangnya. Misteri Allah itu sungguh sangat besar untuk bisa ditangkap oleh otak kita yang kecil ini. Demikian pun tanggal kelahiran Maria bukan karena tertulis atau tidak tertulis dalam Kitab Suci, tapi ini adalah ungkapan terima kasih kasih Gereja kepada Bunda Maria atas peranannya dalam karya keselamatan manusia." Semoga pesta ini semakin menambah rasa penghormatan kita kepada Maria, wanita yang telah melahirkan Yesus, Sang Penebus kepada kita.


Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

Hari ini Gereja seluruh dunia merayakan “Pesta kelahiran Santa Perawan Maria”. Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai wanita yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah. Sehubungan dengan pesta ini mungkin terlintas dalam benak kita pertanyaan berikut: “Landasan pemikiran apa yang melatarbelakangi pesta ini?”

Kita tidak bisa langsung menjawab pertanyaan ini dengan membeberkan peristiwa kelahiran Maria secara lengkap dan obyektif berdasarkan informasi dari dokumen – dokumen terpercaya Gereja seperti Alkitab. Yang mungkin bagi kita ialah melihat peranan dan kedudukan Maria di dalam rencana dan karya keselamatan Allah di dalam sejarah.

Tentang hal ini Gereja mengajarkan bahwa Allah – setelah kejatuhan manusia – menjanjikan seorang Penebus bagi umat manusia. Penebus itu adalah AnakNya sendiri. Untuk maksud luhur itu Allah membutuhkan kerjasama manusia; Allah membutuhkan seorang perempuan untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya. Kebeneran iman ini dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada Galatia: “…Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan…” (Gal 4:4).

Siapa perempuan itu? Perempuan itu adalah Maria, seorang puteri keturunan Abraham. Dari sini Gereja mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan Allah sedari kekal untuk mengandung dan melahirkan AnakNya. Untuk itu ia suci sejak lahirnya dan diperkandungkan tanpa noda dosa asal.

Dalam konteks pengakuan iman inilah, Gereja merasa perlu menentukan suatu hari khusus (yaitu: 8 September) untuk merayakan peristiwa kelahiran Maria. Dasar pertimbangan disini – barangkali sangat sederhana – ialah bahwa sebagai manusia, Maria tentu pernah lahir pada waktu dan tempat tertentu, dari orangtua dan suku tertentu. Injil – injil sendiri tidak mengatakan secara jelas bahwa Maria juga adalah keturunan Daud, sebagaimana Yusuf suaminya. Yang penting disini bukanlah ketepatan hari kelahiran itu tetapi ungkapan iman Gereja akan Maria sebagai perempuan yang ditentukan Allah untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya.

Seturut sejarah, mulanya pesta ini dirayakan di lingkungan Gereja Timur berdasarkan ilham dari tulisan – tulisan apokrif pada abad ke – 6; pada akhir abad ke – 7, barulah pesta ini diterima dan dirayakan di dalam Gereja Barat Roma.


Dari sumber http://www.imankatolik.or.id/

Ziarah batin St. Yohanes Maria Vianey

  (4): GODAAN DAN COBAAN: "Dalam nama Yesus kita akan menjungkir balikan setan; kita akan membuat mereka lari tunggang-langgang. Dalam nama Yesus ini, jika mereka berani menyerang kita, kita akan tetap keluar sebagai pemenang."

Senin, 29 Agustus 2011

Santo Heribertus, Uskup

Orang Kudus hari ini, 30 Agustus: "Tantangan iman dihadapi dengan penuh suka cita, walaupun mereka sadar bahwa nyawa akan menjadi taruhannya. Semoga pengalaman para kudus mengobarkan semangat kita untuk selalu percaya kepada penyelenggaraan yang Ilahi atas hidup dan perjuangan kita setiap hari."


Beato Ghabra Mikael, Martir

Ghabra Mikael-yang berarti ‘hamba dari Mikael’-adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil, ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai-Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebeneran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolak mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman Katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh manusia.

Oleh pengaruh Yustinus de Yakonis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menabhiskan dia menjadi imam. Bersama uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolose untuk mendidik anak-anak Etiopia. Tas restu Uskup Yustinus, ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.

Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Teodorus II, raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab: “Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu.” Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pda tanggal 28 Agustus 1855.

Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap Sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-Imam Lazaris.



Santo Heribertus, Uskup

Heribertus lahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Orangtuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorsse, pemimpin Biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita-citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya. Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.

Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditabhiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun kehidupan rohani. Pretasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jendral Keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.

Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial itu. Ia sendiri hidup dari sisa-sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.

Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga, Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto III ke Aachen, Jerman dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.

Tanpa menaruh dendam kepada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya kepada kehidupan rohaninya dan pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari Gereja Santo Severinus ke gereja Santo Pantaleon. Dalam kotbah-kotbahnya ia menghimbau agar umat bertobat dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.


Dari sumber http://www.imankatolik.or.id/

Minggu, 28 Agustus 2011

Peringatan St. Agustinus, St. Hermes dan St. Musa Hitam

Minggu, 28 Agustus 2011

Mat.16:21-27

Setidak-tidaknya ada kebiasaan di Ambon dan Manado ketika dua orang sahabat dekat saling bertemu, maka kata-kata kasar bahkan makian pun biasanya keluar dari mulut. Contohnya; hei si jelek, dari mana saja kau? Atau wow, aku kira kamu sudah mati, dan beragam kata atau ungkapan lainnya. Tapi setelah itu mereka... berjabatan tangan atau berangkulan melepaskan kerinduan mereka sebagai sahabat.

Petrus dalam Injil hari ini mendapatkan kata-kata kasar di telinga dan hatinya dari Yesus; “Enyahlah iblis! Petrus menerima hujatan ini karena ia tahu bahwa Yesus, Sang Guru sedang menegur kecenderungannya. Dan, walaupun melalui proses jatuh bangun tapi pada akhirnya Petruslah yang dipercayakan untuk menjadi pemimpin para rasul dan lewatnya Gereja Yesus dipercayakan untuk dipelihara dan dikembangkan. Pertanyaanya; Apa yang membuat sehingga pertemanan antara Petrus dan Yesus tetap lestari walaupun dalam banyak kesempatan Petrus mendapatkan teguran keras dari Yesus, sahabat dan Gurunya?

Pertama, Mereka jujur kepada diri sendiri dan saling percaya. Kejujuran dan kepercayaan adalah dua hal yang saling melengkapi; Engkau jujur makanya orang percaya kepadamu.

Kedua, Mereka tidak menjadi halangan bagi yang lain untuk mencapai apa yang dicita-citakan, melainkan saling mendukung. Dalam keadaan apa pun Anda tapi seorang teman sejati akan selalu hadir di sampingmu sebagai seorang sahabat, asalkan dua sikap yang disebutkan dalam nomor pertama tetap dipertahankan.

Tiga, Mereka tahu kapan bicara dan kapan harus mendengarkan. Petrus selalu bereaksi terhadap kata-kata Yesus atau pun bertanya. Akan tetapi akhirnya, Petrus menyadari bahwa cara terbaik untuk berbicara adalah ketika dia mampu mendengarkan Sang Guru pada tempat pertama.

Karena itu, Anda hanya bisa menjadi seorang teman sejati ketika mampu untuk saling mendengarkan. Tuhan tahu pasti kita tidak mampu untuk menjadi teman sejati bagi setiap orang, tapi jika ada kesempatan untuk berteman, maka gunakanlah sebaik dan sebijak mungkin untuk menjadi seorang teman sejati. Anda pasti bisa menjadi dan dapat melakukannya!


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Minggu, 14 Agustus 2011

MISTERI KERAHIMAN ILAHI




Kerahiman Tuhan sudah diagung-agungkan oleh para penulis Perjanjian Lama, khususnya dalam kitab Mazmur (misalnya 103:8-14) dan dalam kitab Yesaya (misalnya 1:18). Namun kerahiman itu menjadi nyata dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Yesus adalah kerahiman ilahi sendiri, dan Ia menghendaki, supaya semua manusia, betapapun besar dosa-dosa mereka, mengandalkannya sebagai satu-satunya pertolongan.

Kerahiman Tuhan seharusnya menggerakkan setiap manusia untuk memperlakukan sesama dengan murah hati dan penuh belas kasihan. Sebab, berbahagialah orang yang mengasihani, kata Yesus, karena mereka akan dikasihani (Mat 5:7). Kemurahan hati Tuhan yang dipuja dalam doa, seharusnya diiringi tindakan-tindakan belas kasihan yang nyata.


Suster Faustina (Rasul Kerahiman Allah)

Suster Faustina
Pada tahun 1818, Muder Teresa Rondeau mendirikan Konggregasi Bunda Maria Kerahiman. Tujuannya yang utama ialah memperhatikan, melindungi, dan mendidik anak-anak perempuan. Terpesona oleh kerahiman Allah, Muder Teresa biasa berkata kepada para suster, "Dari semua sifat ilahi, yang paling saya kagumi ialah kerahimanNya".

Bebarapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1862, Konggregasi yang didirikan Muder Teresa itu, mulai mengembangkan cabangnya di Polandia pula. Perintisnya ialah Muder Teresa Potocka. Misi belas kasihan diwujudkan oleh Konggregasi itu sampai sekarang, biarpun bentuk dan coraknya berubah-ubah sesuai dengan perubahan zaman.

Dalam PenyelenggaraanNya yang tak terselami, Tuhan memilih Helena Kowalska sebagai salah satu putri Konggregasi itu. Ia masuk biara dalam usia 20 tahun. Ia hidup di biara selama 13 tahun saja. Sebagai biarawati, Suster Faustina mengerjakan hal-hal yang biasa saja, tetapi ia melakukannya dengan rajin, tidak pernah menonjolkan dirinya, dan dikenal sebagai suster yang amat baik hati.

Kekuatan ditimbanya dari devosi khusus kepada Tuhan Yang Maharahim. Devosi ini diperkenalkannya kepada semua orang di sekitarnya, sedangkan percakapan-percakapan rohaninya dengan Yesus dicatatnya dalam Buku Catatan Harian (BCH). Kini Helena dikenal di seluruh dunia Katolik sebagai Suster Faustina, rasul kerahiman ilahi.


Koronka kepada Kerahiman Ilahi

Kata Koronka adalah sebuah kata Polandia yang artinya kurang lebih sama dengan mahkota kecil yang diletakkan di atas kepala orang yang dicintai secara istimewa ataupun untaian manik-manik indah yang dikalungkan pada leher sang kekasih.

Sejarah koronka dimulai pada tahun 1935 dan diceritakan oleh Suster Faustina sebagai berikut :

Malam hari, ketika aku di kamarku, aku melihat Malaikat, pelaksana murka Allah. Ia berpakaian jubah terang dan wajahnya bersinar. Di bawah kakinya ada awan, dan dari awan itu keluarlah petir-petir, sedangkan dari tangannya keluarlah kilat-kilat... Ketika aku melihat tanda murka ilahi yang akan menimpa bumi itu...aku mulai memohon Malaikat supaya ia berhenti sejenak, sebab dunia pasti akan bertobat. Namun permohonanku tidak berarti apa-apa terhadap murka ilahi.

Saat itu aku melihat Allah Tritunggal. Kebesaran kemuliaanNya menembus aku sedalam-dalamnya, dan aku tidak berani mengulangi permohonanku lagi.

Saat itu juga kurasakan dalam jiwaku kekuatan rahmat Yesus yang diam dalam diriku. Setelah menyadari rahmat itu, aku langsung dibawa ke Tahta Ilahi. O, betapa besarnya Tuhan dan Allah kita, betapa tak terpahamilah kekudusanNya! Aku tidak berusaha menggambarkan kebesaran itu, sebab tidak lama lagi kita semua akan melihatNya sebagaimana adanya. Aku mulai memohon Allah seturut kata-kata yang telah kudengar dalam batinku.
Sementara aku berdoa demikian, aku melihat betapa Malaikat itu tidak berdaya dalam melaksanakan hukuman yang layak (menimpa dunia) akibat dosa. Aku belum pernah berdoa dengan kekuatan batin sebesar itu, seperti pada saat itu. Kata-kata yang kutujukan kepada Allah sebagai permohonanku ialah : Bapa yang kekal, kupersembahkan kepadaMu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allahan PuteraMu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai : pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia (diucapkan pada biji-biji besar rosario biasa yakni biji Bapa Kami).

Hari berikutnya, ketika aku masuk ke kapel, aku mendengar dalam batin kata-kata ini : setiap kali engkau masuk ke kapel, ucapkanlah segera doa yang kemarin Kuajarkan kepadamu.

Setelah mengucapkan doa itu, aku mendengar dalam batin kata-kata ini : Doa ini dimaksudkan sebagai sarana untuk memadamkan murkaKu. Hendaknya engkau mengucapkannya selama sembilan hari pada rosario biasa dengan cara ini :Mula-mula hendaknya engkau mengucapkan satu Bapa Kami, Salam Maria, dan Aku Percaya, lalu pada biji "Bapa Kami" hendaknya engkau berdoa begini: Bapa yang kekal, kupersembahkan....dst. Pada biji-biji "Salam Maria" hendaknya engkau mengucapkan kata-kata berikut ini : Demi Sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasihMu kepada kami dan seluruh dunia. Pada akhir hendaknya engkau mengucapkan tiga kali kata-kata ini : Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan Kekal, kasihanilah kami dengan seluruh dunia. [BCH, No 474-476]

Sabda Yesus kepada Suster Faustina :
Ucapkanlah koronka yang telah Kuajarkan kepadamu ini setiap hari. Barangsiapa mendaraskannya, akan mengalami kerahimanKu yang besar pada saat kematiannya. Para imam akan menganjurkannya kepada para pendosa sebagai pertolongan terakhir. [BCH, No. 687]

O, betapa banyak rahmat akan diterima orang yang mengucapkan koronka ini! ...Hendaknya seluruh dunia mengenal kerahimanKu yang tak terselami. Inilah tanda untuk zaman akhir. Sesudahnya akan tiba hari keadilan. Selama masih ada waktu, manusia hendaknya bergegas kepada sumber kerahimanKu dan memanfaatkan Darah dan Air yang memancar bagi mereka. [BCH, No. 848]

Ajaklah orang mengucapkan koronka yang telah Kuberikan kepadamu. Kepada mereka yang mendaraskannya, akan Kuberikan apa saja yang mereka minta. Hati para pendosa yang paling tegar pun, bila mendaraskannya, akan dipenuhi ketenangan, dan saat kematian mereka akan diliputi bahagia. Tuliskanlah ini bagi jiwa-jiwa yang susah: bila orang menyadari dan memahami beratnya dosa-dosanya, bila mata hatinya menangkap jurang kehinaan yang dimasukinya, janganlah putus asa, melainkan dengan penuh percaya menjatuhkan diri ke dalam rangkulan kerahimanKu, ibarat seorang anak ke dalam rangkulan ibunya. Orang-orang itu mempunyai hak utama untuk mengalami HatiKu yang berbelas kasih serta kerahimanKu. Katakanlah bahwa tiada seorang pun yang menyerukan kerahimanKu, pernah dikecewakan ataupun dipermalukan. Secara khusus Kusayangi orang yang mengandalkan kebaikanKu. Tulislah: bila koronka ini didaraskan dekat orang yang sedang menghadapi ajalnya, Aku akan berdiri antara Bapa dan orang itu bukan sebagai Hakim yang adil melainkan sebagai Juru Selamat yang rahim. [BCH, No. 1541]
Dengan mengucapkan doa koronka ini, engkau mendekatkan umat manusia kepadaKu [BCH, No. 929]


Doa Utama kepada Kerahiman Allah


Sumber: www.pondokrenungan.com
Sabda Yesus kepada Suster Faustina :
Serukanlah kerahimanKu bagi para pendosa. Aku merindukan keselamatan mereka. Bila dengan hati yang diresapi sikap kerendahan hati dan iman engkau ucapkan doa ini untuk seorang pendosa, akan Kuberikan kepadanya karunia pertobatan. Inilah doa itu :

Darah dan Air,
yang telah memancar dari Hati Yesus
sebagai sumber kerahiman bagi kami,
Engkaulah andalanku!




Jam Kerahiman

Kata Yesus kepada Suster Faustina :
Pada pukul tiga petang, serukanlah kerahimanKu, Khususnya bagi para pendosa, dan renungkanlah, biar sebentar saja sengsaraKu, teristimewa saat-saat ajalKu, ketika Aku seorang diri saja.

Inilah Jam KerahimanKu yang besar bagi seluruh dunia. Aku akan mengizinkan engkau mengalami kesedihanKu yang mendalam. Pada jam itu tidak akan Kutolak apa pun yang diminta seseorang demi sengsaraKu. [BCH, No. 1320]

Aku mengingatkan engkau, hai puteriKu : setiap kali engkau mendengar jam membunyikan pukul tiga petang, benamkanlah dirimu seluruhnya dalam KerahimanKu sambil memuji dan memuliakanNya. Serukanlah kemahakuasaanNya bagi segenap dunia, sebab pada saat itulah kerahiman itu terbuka lebar bagi semua jiwa.

Pada Jam itu engkau akan dapat memperoleh apa saja bagi dirimu sendiri dan bagi orang lain. Pada jam itu tercurahlah rahmat bagi segenap dunia, kerahiman mengalahkan keadilan. PuteriKu, pada jam itu berusahalah mengadakan Jalan Salib, sejauh hal itu dimungkinkan. Bila engkau tidak dapat mengadakan Jalan Salib, mampirlah sebentar ke kapel dan sujudlah di hadapan HatiKu yang penuh Kerahiman dalam Sakramen Mahakudus. Dan bila engkau tidak dapat mampir ke kapel, maka di mana saja engkau berada, berdoalah dengan sungguh-sungguh, biar sebentar saja, Aku menuntut agar semua makhluk memuji-muji kerahimanKu. [BCH, No. 1572]


Lukisan "Yesus, Engkau Andalanku" dan Pesta Kerahiman Ilahi

Catatan Suster Faustina :

Malam hari, ketika aku di kamar sendiri, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Satu tanganNya terangkat untuk memberi berkat sedangkan tangan yang lain menyentuh dadaNya. Dari dalam pakaian yang terbuka memancarlah dua sinar besar, yang satu merah dan yang lain pucat. Dalam keheningan aku memandang Tuhan. Jiwaku dipenuhi rasa takut dan sekaligus sukacita yang besar. Sebentar kemudian Yesus berkata kepadaku : Buatlah lukisan menurut gambar yang engkau lihat ini, dengan tulisan di bagian bawahnya: Yesus, Engkau andalanku. Aku menghendaki supaya lukisan itu dihormati pertama-tama di kapelmu, lalu di seluruh dunia. Aku berjanji bahwa orang-orang yang akan menghormati lukisan ini, tidak akan binasa.....Aku sendiri akan membela mereka sebagai kemuliaanKu. [BCH, No. 47-48] Peristiwa ini dialami Suster Faustina pada tanggal 22 Februari 1931 di kota Plock.
Setelah melakukan pengakuan dosa kepada Bapa pengakuannya, Suster Faustina mendengar suara : GambarKu sudah ada dalam jiwamu. Aku menghendaki adanya Pesta Kerahiman. Aku ingin, supaya lukisan yang akan kau buat dengan kuas itu, diberkati secara meriah pada hari Minggu Paskah I. Inilah hari Minggu yang harus menjadi Pesta Kerahiman. Aku menghendak, supaya para imam mewartakan kerahimanKu yang besar itu terhadap jiwa-jiwa berdosa. Para pendosa jangan takut mendekati Aku. DiriKu terbakar oleh nyala-nyala kerahiman, dan Aku ingin mencurahkan pada jiwa-jiwa manusia. [BCH, No. 49-50]

Pada kesempatan lain, Yesus memberi penjelasan lebih rinci mengenai lukisan yang harus diusahakan Suster Faustina :
Kedua sinar ini menunjukkan darah dan air. Sinar pucat menggambarkan air yang mengkuduskan jiwa manusia. Sinar merah menggambarkan darah yang menjadi sumber kehidupan jiwa-jiwa .....

Kedua sinar itu keluar dari kedalaman kerahimanKu pada saat hatiKu, yang sedang menghadapi ajalnya, dibuka dengan tombak di salib. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka Allah.

Berbahagialah orang yang hidup dalam naungannya, sebab tangan keadilan Allah tidak akan menjangkaunya.

Lalu Yesus menambahkan :
Aku menghendaki, supaya Minggu Paskah I menjadi Pesta Kerahiman. [BCH, No. 299]

Pada tempat lain, dalam Buku Catatan Hariannya (BCH), Suster Faustina mencatat kata-kata Yesus berikut ini :
PandanganKu pada lukisan ini serupa dengan pandanganKu saat Aku di salib [BCH, No. 326]

Keluhuran lukisan ini bukan dalam keindahan warna ataupun goresan kuas, melainkan dalam kasih karuniaKu. [BCH, No. 313]

Melalui lukisan ini banyak rahmat akan Kuberikan kepada manusia. Lukisan ini hendaknya mengingatkan tuntutan-tuntutan kerahimanKu. Sebab iman yang paling kuat sekalipun tidak berguna tanpa perbuatan-perbuatan.[BCH, No. 742]

Aku berikan sebuah wadah yang hendaknya mereka bawa untuk menimba rahmat dari sumber kehidupan. Wadah itu ialah lukisan bertuliskan: Yesus, Engkaulah andalanku. [BCH, No. 327]

Barangsiapa mengandalkan kerahimanKu, tidak akan binasa. Sebab semua urusannya adalah urusanKu sendiri. [BCH, No.723]

Jiwa-jiwa tetap binasa, biarpun Aku telah mengalami sengsara yang pedih. Aku memberi mereka pertolongan terakhir, yaitu Pesta KerahimanKu. Bila mereka tidak menghormati kerahimanKu, mereka akan binasa untuk selama-lamanya....Tulislah, bicaralah kepada jiwa-jiwa tentang kerahimanKu yang besar, sebab sudah dekatlah hari yang dahsyat, hari keadilanKu. [BCH, No. 965]




Sumber: Yesus Engkaulah Andalanku-Devosi Kepada Kerahiman Ilahi, Stefan Leks

Jumat, 12 Agustus 2011

Santa Maria dari Kazan - Russia


Fatima, Portugal (abad ke-13)


Di antara rakyat Russia, ikon Santa Maria dari Kazan adalah salah satu yang paling populer di dihormati dari antara gambar-gambar Bunda Maria. Menurut pendapat ahli, ikon itu berasal dari abad ke-13 dan dilukis diatas selembar kayu dengan gaya Bizantium Yunani yang umum. Ikon itu menggambarkan kepala dan bahu Santa Perawan Maria bersama dengan Kanak-kanak Yesus yang berdiri di atas lututnya. Meskipun permukaan karya ini nyaris seluruhnya tertutup oleh lapisan emas, gambar dibawah lapisan emas itu dilukis seluruhnya dengan pigmen dan analisa dengan sinar-X menunjukkan bahwa ikon itu dalam keadaan sempurna. Wajah Santa Maria dan Kanak-kanak Yesus dapat terlihat, demikian juga tangan kanan Sang Putera. Lempengan emasnya berasal dari abad ke-17 dan ditaburi dengan lebih dari 1000 batu permata, emerald, rubi, safir, dan mutiara. Meskipun sebagian besar batu-batu permata itu sudah menjadi bagian dari ikon itu sejak berabad-abad, beberapa batu permata yang disumbangkan orang-orang baru ditambahkan pada tahun-tahun belakangan ini.

Menurut dugaan, ikon tersebut dilukis di Konstantinopel. Para sejarawan percaya bahwa ikon tersebut dibawa ke Russia lewat Laut Hitam dan Sungai Don dan lalu ke kota Kazan, dimana ikon tersebut ditahtakan di sebuah biara.

Ikon tersebut hilang pada tahun 1209 ketika orang-orang Tartar memporak-porandakan kota Kazan dan menghancurkan biara serta membunuh segenap penghuninya. Lebih dari 350 tahun kemudian ikon tersebut ditemukan kembali, pada tahun 1579, ketika kota itu sedang dibangun kembali setelah terjadi bencana kebakaran.

Seorang anak kecil menemukan ikon tersebut diantara puing-puing rumahnya yang sedang diperbaiki oleh ayahnya. Matrona, anak yang berusia 9 tahun itu mengatakan bahwa seorang "wanita yang mulia" menunjukkan tempat dimana dia harus menggali untuk menemukan sebuah ikon. Dua kali penampakan sang wanita diabaikan oleh orang tua dan para tetangga, tetapi ketika penglihatan ketiga terjadi mereka dengan segera menggali di puing-puing. Matrona-lah yang menemukan ikon tersebut, yang dibungkus dengan kain tua. Meskipun telah terkubur selama tiga abad, ikon tersebut tidak rusak.

Berita tentang penemuan yang mukjijat itu tersebut tersebar luas ke seluruh kota dan membuat ribuan orang berduyun-duyun datang ke tempat penampakan Bunda Maria. Ikon tersebut lalu dibawa oleh Uskup Agung dalam suatu perarakan ke gereja St.Nikolas di dekat situ. Nantinya ikon itu ditahtakan di Katedral Anunsiasi di Kazan. Selanjutnya, ketika salinan ikon tersebut dibuat dan dikirim ke Czar Ivan Agung, dia memerintahkan supaya ikon aslinya ditahtakan di kapel biara yang dia ingin bangun di tempat dimana ikon tersebut ditemukan kembali. Di biara inilah bertahun-tahun sesudahnya Matrona bersama ibunya menjadi anggotanya dan mengucapkan kaul biarawati.

Ketika Russia dikepung dari luar dan dalam oleh musuh-musuhnya dan beberapa pihak mengklaim tahta kekaisaran Russia, Uskup Germogen memanggil para patriot Russia untuk menempur pemimpin-pemimpin palsu dan menahan serangan asing, dengan meyakinkan mereka bahwa mereka akan didukung dan dilindungi oleh Bunda Allah. Dia sendiri ditawan oleh pasukan Polandia di tahun 1612 dan menderita wafat sebagai martir karena kelaparan. Rakyat Russia kemudian berdiri di belakang Uskup Yunani, Arsenius, yang sedang mengunjungi Russia pada waktu itu. Dalam suatu penglihatan, St.Serge, pendiri Biara Trinitas Mahakudus di Zagorsk, menampakan dirinya kepada sang uskup dan meyakinkan dia akan kemenangan dibawah perlindungan Santa maria. Mendengar hal ini, orang-orang Russia membawa ikon tersebut sebagai panji kemenangan dan menyerang dinding-dinding Kremlin dan membebaskan Moskow pada tanggal 27 November 1612. Pasukan Russia mengelu-elukan Santa Maria dari Kazan sebagai pembebas Russia. Untuk mengenang kemenangan ini, Gereja menyatakan tanggal 22 Oktober sebagai hari raya.

Ikon itu kembali diangkat sebagai panji kemenangan oleh Czar Petrus Agung dalam pertempurannya melawan pasukan Charles XII dari Swedia pada tahun 1790.

Ikon tersebut beberapa kali dipindah-pindah ke berbagai tempat terhormat dan setiap tempat agaknya berusaha untuk menghujani ikon itu dengan kehormatan dan rasa khidmat. Di Lapangan Merah yang terkenal di Moskow, Pangeran Pozharsky, panglima pasukan milisi rakyat, membangun sebuah basilika yang didedikasikan kepada Bunda dari Kazan. Ikon itu dipindahkan ke sana, tetapi ketika ibukota dipindah dari Moskow ke St.Petersburg, Czar Petrus membangun kuil yang khusus bagi ikon itu dan memindahkannya ke tempat kehormatan yang baru.

Setelah kekalahan Napoleon yang dianggap sebagai hasil perlindungan Santa Maria, Basilika Kazan dibangun untuk merumahkan ikon tersebut. Basilika itu dikonsekrasikan sewaktu pemerintahan Alexander II. Sang czar memberikan semua rampasan perang dan bendera-bendera perang dari invasi Napoleon kepada kuil itu sebagai perlambang kemenangan Santa Maria. Ikon itu tetap berada disana samapi Revolusi Russia tahun 1917. Pada tahun 1929 Katedral Kazan di St.Petersburg direndahkan martabatnya dengan diubah menjadi museum, yang tetap demikian hingga saat ini.

Meskipun tidak dapat dipastikan bagaimana ikon itu dipindahkan dari Russia, ada yang berspekulasi bahwa ikon itu dijual setelah Revolusi bersama dengan banyak ikon dan perangkat Misa, harta religius dan negara, pada saat dimana pemerintah Komunis yang baru berdiri sangat membutuhkan uang. Ikon itu muncul kembali di tangan pribadi pertama di Polandia, lalu di Inggris pada tahun 1935.

Pada tahun 1960 ikon itu dipinjamkan kepada suatu komunitas rohani yang membawanya dalam suatu perziarahan ke gereja-gereja Ortodoks Russia di seluruh Amerika Serikat dengan harapan dapat mengumpulkan cukup dana untuk membelinya. Perayaan yang agung dan liturgi-liturgi yang suci dipersembahkan selama kunjungan-kungjunannya. Ikon itu juga dipertunjukan dengan hormat di paviliun Ortodoks Russia pada New York World Fair tahun 1964-1965. Ikon itu akhirnya ditebus oleh Apostolat Santa Maria dari Fatima dan ditahtakan pada tanggal 26 Juli 1970 di kapel Bizantium Ikon dari Kazan di Domus Pacis, kota Fatima, Portugal.

Setelah lebih dari 50 tahun berkelana diantara pemilik-pemilik pribadi, ikon itu sekarang dirumahkan di suatu tempat kehormatan. Orang-orang berharap suatu waktu nanti ikon itu bisa dikembalikan ke panti kudusnya yang asli di tanah Russia.


Sebagai tambahan, di Soufanieh, Siria, suatu salinan ikon Santa Maria dari Kazan mengeluarkan minyak zaitun hingga sekarang. 1000 salinan yang dibuat dari ikon Santa Maria dari Kazan di Soufanieh itu juga turut mengucurkan minyak zaitun.